Waktu sahur.
Aku duduk di kursi reyot sambil mengamati masakan made in simbok. Masakan yang sama wujud dan rupanya ketika open iftar hehe... Melempem ngamati masakan tumis sayur dan ikan goreng. Kalau masakan tersebut bisa bicara may be akan melotot ... Apaan loe liat? hehe...
" Uang yang kamu kasih simbok pake untuk beli lampu . Lampu untuk bagian dapur , kamar dan colokan lapor simbokku kaya saksi di depan tim penyelidik KPK hehe... " Terserah simbok untuk apa ?, aku hanya bisa kasih segitu, jika aku dapat gaji gede pasti aku bisa ngasih lebih " jawab aku. Simbok lau balas " yang namanya orang tua di kasih berapa pun pasti akan seneng, selama ini kamu tidur dengan kondisi gelap alias g' da penerangan apa2.
" Iam careless about lamp mam, mo gelap mo terang yang penting no predator n no distrub" balas aku. " Sebentar lagi imsak tapi nafsu makanku belum kunjung nongol. Aku malas makan bukan karena masakan tapi aku merasa kenyang. Dari buka aku enggan makan apa2.
" makanlah walo sedikit nasihat simbok" seolah denger apa yang hatiku omongain.Sambil memberikan 1 centong nasi untukku. Beliau emang hafal kebiasaan makanku yang sedikit.
Meski udara dingin tak membuat sahur kami dingin. Sesudah sahur aku segera gosok gigi dan berwudhu sholat malam sambil nunggu subuh.
Simbok g' tahu apa yang aku alami di tempat kerja, biarlah ini menjadi dokumen pribadi.
Selesai tadarus, aku beranjak merendam pakaian , nyuci , menyapu serta mengepel. Suasana dingin sudah berubah menjadi hangat seiring matahari mulai bersinar.
